Pepatah lama mengatakan "banyak anak banyak rejeki", akan tetapi pepatah tersebut kini sudah mulai ditinggalkan oleh para keluarga modern saat ini karena mengingat makin mahalnya biaya hidup dan pendidikan. Menurut para ilmuwan, banyak anak juga bisa berarti memperpendek usia.
Para ilmuwan dari Universitas Gothenberg menggunakan teknik genetik modern untuk meneliti mengenai proses penuaan pada spesies angsa bernacle yang memiliki umur paling panjang. Tim peneliti menyebutkan bahwa ada korelasi langsung antara reproduksi dengan usia harapan hidup.
Kunci untuk memahami kaitan antara dua hal tersebut adalah telomere, tutup pelindung pada ujung kromosom. Panjang pendeknya telomere diyakini akan menunjukkan panjang pendeknya usia.
Angsa yang dipakai dalam penelitian ini bervariasi mulai dari angsa yang masih muda sampai yang berusia lanjut, yakni berumur 22. Setiap angsa diukur telomere-nya pada dua situasi dengan jeda dua tahun.
Di akhir penelitian para peneliti menemukan bahwa angsa bernacle (Branta leucopsis) memiliki telomere yang lebih panjang dibanding spesies burung lainnya. Hal tersebut diyakini karena angsa tersebut memiliki jumlah anak lebih sedikit sehingga mereka punya banyak waktu untuk menjaga fungsi tubuhnya tetap sehat.
"Ada korelasi yang jelas antara reproduksi dan usia pada dunia hewan. Misalnya saja gajah yang punya umur panjang tetapi keturunannya sedikit. Sedangkan tikus umurnya pendek dan memproduksi banyak anak setiap kali hamil," kata Angela Pauliny, salah satu peneliti.
Selain itu diketahui pula ada perbedaan antara perkembangan telomere dengan gender. Pada pria mereka mengembangkan telomere dalam periode yang lama, sedangkan pada wanita siklusnya lebih cepat.